Budidaya lele di kolam terpal
Saat ini budidaya lele sangkuriang sudah banyak digemari di
kalangan masyarakat Indonesia Umumnya
dan juga sudah berkembang kemana-mana. Namun tidak ada salahnya membagi sedikit
artikel sebagai pengetahuan bagi pembaca
dan juga bagi anda yang tertarik membudidayakan lele. Lele sangkuriang
merupakan lele dumbo strain yang dihasilkan dari rekayasa genetik oleh BBAT
sukabumi dalam upaya perbaikan mutu lele. Lele sangkuriang memiliki rasa yang
lebih enak dan gurih serta didukung pula dengan pertumbuhannya yang cepat. Ikan
lele merupakan salah satu jenis ikan tawar yang sudah dibudidayakan secara
komersil oleh masyarakat Indonesia terutama di pulau jawa yang kemudian
merambah ke sumatra.
Budidaya lele dapat berkembang pesat di karenakan beberapa
hal, antara lain :
- Dapat dibudidayakan dilahan dan sumber air yang terbatas dengan padat lebar dan tinggi.
- Teknologi budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat
- Pemasarannya relatif lebih mudah
- Dan modal usaha yang dibutuhkan juga relativ rendah
- Terhindar dari pemangsaan ikan liar
- Dilengkapi pengatur volume air yang bermanfaat serta memudahkan anda untuk pergantian air ataupun saat panen.
- Dapat dijadikan peluang usaha mikro dan makro
- Lele yang dihasilkan lebih berkualitas (lele tampak bersih, tidak berbau).
- Dapat diterapkan dilahan terbatas.
- Dapat diterapkan di tanah yang menyerap air.
- Biaya investasi murah
- Pembuatannya praktis
- Ikan lele yang dibudidayakan di kolam terpal jarang diserang penyakit
- Kelangsungan hidup ikan lele yang berada di kolam terpal lebih tinggi (mencapai 95%)
Langkah-langkah pembuatan kolam terpal adalah sebagai
berikut :
- Usahakan lahan yang sedikit rendang namun jangan langsung di bawah pohon
- Terpal ukuran 6x8 meter (A3) dan saat pemasangan sebaiknya ukuran terpal agak dilebihkan.
- Tanah digali dengan kedalaman lebih kurang 70 cm dan lebar 4x6 M2 untuk menempatkan posisi terpal.
- Memagari keliling kolam untuk menghindari ancaman dari luar.
- Sebaiknya di bibir kolam di pasang karung dan mengisi tanah di sekeliling kolam agar menguatkan posisi terpal.
Peralatan penunjang
Beberapa jenis alat yang diperlukan yaitu timbangan, alat
tangkap, ember. Alat-alat tersebut digunakan untuk memanen ikan.
Persiapan kolam
Sebelum menggunakan, sebaiknya kolam dipupuk terlebih dahulu
dengan maksud untuk menumbuhkan plankton nabati dan hewani yang merupakan
makanan elami benih ikan lele. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang (kotoran
ayam) sebanyak 16kg untuk kolam yang berukuran 4x6 M2. Tahapan pemupukan adalah
dengan mengisi air setinggi 3-5 cm dan dibiarkan selama satu minggu hingga
warna air kolam berubah menjadi warna coklat yang menunjukkan mulai banyaknya
jasad-jasad renik sebagai makanan lele dan air di tambah secara bertahap hingga
minggu kedua sebelum benih lele ditebar.
Penebaran Benih
sebelum benih ditebar, sebaiknya benih dibersihkan dulu
dengan merendamnya ke dalam larutan KMNO4 atau PK (dosis 35g/m2) selama 24 jam
atau bisa juga dengan formalin selama 5-10 menit (dosis 25 mg/l).
Penebaran benih sebaiknya dilakukan pad pagi atau sore hari
karena pada kedua waktu tersebut nilai suhu air pada permukaan dan dasar kolam
tidak terlalu besar. Hindari penebaran benih pada kondisi terik matahari secara
langsung. Air dalam kolam pun hendaknya disesuaikan dengan ukuran benih.
Pemberian pakan
Pada dasarnya, lele sangkuriang merupakan ikan yang bersifat
omnivora. Makanannya bisa berupa makanan alami yang diperoleh di sekitar kolam
tempat lele tersebut tinggal. Pemberian makanan pellet bisa diberikan jika
tidak mau repot mencari makanan alami. Budidaya lele sangkuriang dalam jumlah
besar akan lebih mudah memberikan makanan seperti tellet di atas dan jumalah
makanannya sebanyak 2-5% perhari dari berat ikan yang ditebarkan di kolam. Cara
mengetahui berat lele tersebut yaitu dengan cara mengambil beberapa lele untuk
dijadikan sampel dan kemudian menimbangnya. Untuk mempercepat pertumbuhan dan
meningkatkan efisiensi pemberian pakan, makanan dapat dicampurkan dengan
prebiotik. Frequensi pemberian pakan mencapai 3-4 kali setiap harinya. Sedangkan
komposisi makanan buatan dapat dibuat dari campuran dedak halus dan ikan rucah
dengan perbandingan 1:9 atau campuran dedak halus, bekatul, jagung,cincangan
bekicot dengan perbandingan 2:1:1:1.
Pemberian pakan buatan diberikan sejak benih berukuran 2
minggu berupa bentuk serbuk halus. Dan kemudian digunakan pelet berukuran
diameter 1 mm dan kemudian pelet diameter 2 mm sesuai umur lele tersebut. Hal ini
dimaksud agar pelet dapat dicerna lebih baik oleh seluruh ikan sehingga
meminimalisir terjadinya variasi ukuran lele selama pertumbuhan.
Hama dan Penyakit
Lele
Hama pada lele adlah binatang tingkat tinggi yang langsung
bisa mengganggu kehiduoan lele. Beberapa contoh hama yang sering menyerang lele
di alam bebas antara lain berang-berang, ular, katak, burung, musang dan
lain-lain. Sedangkan penyakit parasit adalah penyakit yang disebabkan oleh
organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri, jamur dan protozoa yang
berukuran kecil.
Jenis hama/penyakit
Penyakit karena bakteri Aeromonas hydrophilla dan
Pseudomonas hydrophylla
Gejala lele yang terkena bakteri ini yaitu warna tubuh lele
menjadi gelap,kulit kesap dan timbul pendarahan dan lele bernafas megap-megap
dipermukaan air. Dan cara mencegahnya yaitu dengan menjaga lingkungan agar
tetap bersih termasuk kualitas air yang harus bersih.
Penyakit tuberculosis yang disebabkan bakteri Mycobacterium
fortoitum
Gejala yang disebabkan akibat terkena bakteri ini adalah
tubuh lele berwarna gelap, perut bengkak, berdiri dipermukaan air dan
berputar-putar dan juga ada bintik putih disekitar mulut dan sirip.
Penyakit karena jamur
Gejalanya yaitu ditumbuhi sekumpulan benang halus seperti
kapas, menyerang daerah insang, sirip da juga tubuh lainnya.
Penyakit cacing trimatoda
Gejalanya yang disebabkan terhadap ikan lele yaitu
mengakibakan luka-luka pada pada insang dan timbul pendarahan sehingga menggangu
pernafasan.
0 komentar:
Post a Comment