Pemijahan Lele Dumbo


Lele dumbo yang telah diintroduksikan didatangkan/diimpor) oleh pengusaha swasta pada tahun 1986 merupakan jenis bastar (hibrida) dari induk jantan Clarias goriepinus yang berasal dari Afrika dengan induk betina Clarias fuscus yang asli dari Taiwan. Jenis tersebut ternyata bukan dari hasil perkawinan secara alamiah, melainkan dilakukan secara buatan oleh manusia. Hal ini dapat dimengerti karena kedua spesies induknya berbeda dan berasal daritempat yang berlainan dengan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Lele dumbo dapat dipijahkan secara alami maupun dengan merangsangnya menggunakan hormon.

Rangsangan Pemijahan dengan Penyuntikan Hormon

Di habitat aslinya, Clarias gariepinus maupun Clarias fuscus dapat memijah (kawin)diantara spesiesnya secara alamiah dengan mudah sesuai dengan nalurinya dan tanpa campur tangan manusia. Namun, di tempat
pemeliharaan yang baru, spesiestersebut belum tentu mau memijah (kawin) sendiri sehingga orang "memaksanya" dengan memberikan rangsangan berupa penyuntikan hormon yang diambil dari kelenjar hipofisa lele dumbo atau dapat juga diambilkan kelenjar hipofisa ikan mas (Cyprinus carpio). Perkembangan mutakhir, untuk merangsang pemijahan itu sekarang dapat digunakan hormon buatan atau hormon sintetis yang banyak diproduksi di luar negeri. Beberapa jenis hormon sintetis tersebut misalnya Ovaprim, HCG, dan LHRH. Hormon Ovaprim relatif mudah diperoleh karena sudah dijual umum sepertiditoko perikanan di beberapa kota besar; HCG sebenarnya merupakan hormon untuk manusia sehingga hanya dapat diperoleh bila disertai resep dokter; LHRH tergolong agak sulit diperoleh. Berbagai macam jenis ikan lain yang dapat dirangsang pemijahannya dengan hormon buatan antara lain jambalsiam, patin, kerapu, kakap merah,
dan kakap putih. Persyaratan agar penyuntikan hormon dapat efektif maka induk lele harus sudah mengandung telur yang siap untuk memijah (matang telur). Apabila kondisi induk tidak matang gonad atau induk lele itu tidak dalam keadaan hamil tua, tentu injeksi hormon yang dilakukan tidak akan efektif (tidak berhasil). Bila telah dewasa, lele betina tentu akan membentuk telur di dalam indung telurnya, sedangkan lele jantan pasti akan membentuk sperma atau mani. Secara alamiah, bila telur-telurnya telah berkembang maksimum yaitu mencapai tingkat yang "matang" untuk siap dibuahi maka secara alamiah pula lele itu akan memijah atau kawin.


Perkembangan telur dan sperma berlangsung di dalam tubuh lele dengan mekanisme pengaturan oleh zat yang disebut hormon kelamin gonadotropin atau gonade stimulating hormon (GSH). Bila lele mencapai tingkat dewasa, hormon gonadotropin itu secara alamiah akan terbentuk di dalam kelenjar hipofisa yang terletak di bawah otak kecil. Awalnya hormon gonadotropin yang terbentuk sedikit kemudian dialirkan melalui darah ke dalam indung telur. Akibatnya terbentuklah telur-telur yang semakin besar dan banyak jumlahnya didalam indung telur itu. Sampai suatu saat, telur-telur menjadi cukup "matang" untuk dibuahi oleh sperma (fertilisasi). Namun, kematangan telur yang terjadi di dalam indung telur itu belum tentu segera diikuti oleh kemauan induk untuk memijah/kawin. Untuk itulah, diperlukan rangsangan yang lebih kuat lagi yaitu dengan mengubah iklim dan sifat-sifat air yang dapat memberi rangsangan bagi lele untuk membentuk hormon gonadotropin lebih banyak lagi, barulah induk siap memijah.

Lele lokal biasanya secara alamiah dapat memijah bila ada perubahan iklim yang alami, sepefii datangnya peralihan musim kemarau ke musim hujan. Namun, jenis lele yang didatangkan dari negeri lain tidak dapatatau sulit sekali memijah di suatu negeri yang baru, walaupun telur-telur di dalam indung telurnya telah matang. Demikian pula dengan lele dumbo, tidak dapat memijah sendiri melainkan perlu dirangsang dengan suntikan hormon tersebut. Hormon yang digunakan untuk merangsang lele dumbo agar memijah adalah hormon alamiah (dari kelenjar hipofisa)dan hormon buatan.



Pola Pengusahaan Ikan Lele


Sebagaimana dipraktikkan oleh para petani, usaha produksi lele lokal maupun lele dumbo dipisahkan menjadi usaha pembenihan dan usaha pembesaran. Pola pengusahaan itu pada prinsipnya sama, tetapi dalam budi daya lele istilah pembenihan/pendederan dan pembesaran ditentukan oleh ukuran lele hasil panennya. Apabila ukuran lele hasil panen adalah ukuran konsumsi maka disebut sebagai tahap pembesaran. Namun, bila ukuran lele hasil panen adalah benih (akan dibesarkan lagi) maka disebut sebagai pembenihan/pendederan.

Oleh karena itu, ada istilah pembenihan I (hasilnya untuk didederkan lagi), pembenihan ll (hasilnya untuk didederkan lagi), dan pembenihan lll (merupakan pendederan terakhir karena pemeliharaan setelah tahap ini adalah pembesaran). Jadi, walaupun benih yang ditebarkan berukuran l-3 cm, tetapi bila pemeliharaan yang dilakukan bertujuan untuk mencapai ukuran konsumsi (hasil panen berupa lele ukuran konsumsi) maka pemeliharaan itu disebut pembesaran.

1. Usaha pembenihan

Dalam usaha pembenihan, dikenal istilah pembenihan tahap I, pembenihan tahap ll, dan pembenihan tahap lll.
Usaha pembenihan tahap I dilakukan mulai dari pemeliharaan calon induk (lele yang sudah dewasa) kemudian dikawinkan.Telur yang dihasilkan ditetaskan di kolam ipukan (kolam pendederan) sampai benih berumur 12-15 haridengan ukuran panjang badan 2-3 cm. Benih sepertiinisudah dapat dijual. Dalam kegiatan pembenihan tahap ll, benih dari usaha pembenihan I (umur 12-15 hari, panjang 2-3 cm)dipelihara lagioleh produsen benih tersebut atau oleh petani lain. Benih tersebut dipelihara dalam kolam pemeliharaan benih selama 21-30 hari (3-4 minggu) sampai ukuran panjang badannya mencapai 5-6 cm. Benih ukuran ini dapat dijual atau dipelihara lebih lanjut.

Benih dari usaha pembenihan ll (umur 35-45 hari, panjang 5-6 cm) dipelihara lagi dalam usaha pembenihan tahap lll selama 30 hari hingga ukuran panjangnya mencapai 10-'15 cm dan berat 40-50 g per ekor. Benih besar ini disebut "gelondongan". Selanjutnya benih gelondongan itu dipelihara dalam kolam pembesaran dengan lama pemeliharaan 45-60 hari hingga ikan menjadi ukuran konsumsi yang beratnya 125-150 g per ekor. Semakin besar ukuran benih, semakin tahan terhadap penyakit sehingga jarang ada yang mati dalam pemeliharaan. Dengan demikian, tingkat mortalitasnya makin rendah.

2. Usaha pembesaran

Dalam usaha pembesaran, benih dari berbagai ukuran dipelihara hingga menjadi lele ukuran konsumsi. jangka waktu pembesaran tergantung dari ukuran benih waktu mulai dipelihara. Ada yang memulai dari ukuran ada pula yang memeliharanya mulai dari benih berukuran 3-5 cm, 6-8 cm, atau dari gelondongan ukuran 10-15 cm. Jangka waktu pemeliharaan berbeda-beda, tergantung pada ukuran/berat ikan konsumsi yang akan dipanen.

Lahan untuk Budi Daya

Lele dapat dibudidayakan di kolam pekarangan, di sawah, dan di kolam dengan sistem longyam. Ada beberapa sistem budidaya perairan yang juga berkembang di lndonesia, misalnya keramba jaring apung (kejapung, UA) yang berada di danau atau rawa dan keramba dasar yang dibuat dari bambu kemudian ditenggelamkan di dasar saluran/selokan. Namun, masyarakat kurang berminat memelihara lele dalam keramba karena sistem budi daya tersebut masing-masing mempunyai kelemahan. Sebagai contoh, keramba

dasar yang dipasang di dasar saluran, seperti di kota Cianjur dan sekitarnya, menyebabkan ikan/lele yang dipelihara di dalamnya berbau lumpur yang sulit dihilangkan. Pemeliharaan lele di KJA juga kurang disukai karena biaya produkinya relatif mahal, sedangkan harga jual lele relatif murah. Apalagi ditambah dengan pengaruh biaya pakan yang cukup tinggi.terkecil,


Kepekaan Terhadap Penyakit pada Ikan Lele


Derajat kematian lele dalam pemeliharaan amat kecil. Lele ukuran gelondongan kecil dan sedang kadang-kadang menunjukkan perilaku kanibal atau suka memakan lele yang lain apabila kekurangan pakan. Oleh karena itu, lele perlu diberi pakan tambahan secara teratur.

Berdasarkan pengalaman, ukuran benih terkecil lebih peka terhadap penyakit sehingga tingkat mortalitasnya dapat mencapai 300/o dalam satu bulan. Angka itu lebih baik dibandingkan dengan ikan-ikan jenis lain yang ukurannya sama kecilnya. 

Pada pembenihan tahap Il dan lll, derajat kematian normal tidak lebih dari'l0o/o dalam satu bulan. Bahkan, bila pakan selalu cukup, tingkat keberhasilan pemeliharaan dapat mendekati i0070, tidak ada yang mati atau hilang. Pada pembesaran dari gelondongan besar menjadi lele konsumsi, umumnya tidak ada kematian sama sekali untuk waktu pemeliharaan 2 bulan. Musuh-musuh dalam pemeliharaan lele yaitu hama-hama pemangsa, seperti lingsang atau berang-berang, ular, bangau, pecuk, kuntul, dan sebagainya.

Perkembangbiakan Ikan Lele


Lele lokal mulai dewasa umur 6-8 bulan dengan ukuran tubuh 100g, sedangkan lele dumbo pada umur tersebut bobotnya dapat mencapai 200-300 g. Pada kondisiitu,lele sudah mulaidapat bertelur. Semakin tua umurnya dan semakin besar ukuran tubuhnya maka jumlah telur yang dihasilkan juga semakin banyak. Untuk dijadikan induh sebaiknya dipilih lele yang sudah mencapai berat 0,5 kg atau lebih agar hasilnya banyak dan benih yang dihasilkan lebih kuat/sehat. Lele berkelamin terpisah, jadi ada istilah lele jantan dan lele betina. Perbedaan jantan dan betina dapat dilihat pada alat kelaminnya yang terletak di belakang lubang dubur.


Induk Jantan
- Alat kelamin tampak jelas, meruncing
- Perut tetap ramping, jika perut diurut (sambil ditekan pelan-pelan) akan keluar air mani (sperma)
- Tulang kepala lebih mendatar (pipih) dibandingkan induk betina
- Jika warna dasar badannya hitam (gelap).

Induk Betina

- Tonjolan alat kelamin membulat dan kemerahan, lubangnya agak besar sebagai jalan keluarnya telur
- Tulang kepala agak cembung
- Gerakan lambat
- Warna badannya lebih cerah


lnduk-induk lele biasanya tidak memijah serentak. Oleh karena itu, calon-calon induk yang telah terpilih dikumpulkan beberapa pasang di dalam satu kolam sehingga masing-masing dapat memilih sendiri pasangannya yang cocok dan siap memijah. Pemijahan (perkawinan) lele secara alamiah dapat terjadi sepanjang tahun, tetapi paling banyak dansering terjadi mulai awal musim hujan, sepanjang musim hujan sampai peralihan musim kemarau. Jika sudah memasuki masa berkembang bia( lelejantan dan betina akan berpasangan. Pasangan itu lalu mencaritempat, yakni lubang pada pematang atau tanggul yang teduh dan aman untuk bersarang. Lubang sarang lele terdapat kira-kira 20-30 cm di bawah permukaan air. Lubang untuk sarang lele tersebut dapat disediakan dan dipasang ditepi kolam. Lele lokal akan perpasangan dengan jodohnya lalu mempersiapkan sarang dan melakukan perkawinan. Seekor induk lele lokal dapat menghasilkan 1.000-1.500 butir telur dalam sekali memijah. Telur yang telah dibuahi diletakkan di dalam rongga lubang sarangnya kemudian dalam tempo 24 )am akan menetas. 

Selama seminggu sampai l0 hari, burayak dijaga oleh induknya sampai cukup kuat mencari makan sendiri dan meninggalkan sarangnya. Biasanya lele memijah sore hari pada musim hujan. Namun, bila dipelihara di dalam kolam, lele dapat memijah sepanjang tahun. Hal ini mungkin disebabkan oleh keadaan kolam yang dapat dialiri air baru setiap saat. Adanya aliran air baru inilah yang merangsang lele yang sudah matang telur (hamil tua) untuk memijah. Tanpa aliran air pun, lele dapat memijah dalam kolam meskipun frekuensinya tidak sering. Lain halnya dengan lele dumbo, karena lele ini semula merupakan produk impor maka untuk dapat memijah harus disuntik dengan hormon yang dapat diambil dari hipofisa (bagian otak lele lain) atau hormon sintetis seperti Ovaprim.

Pakan Ikan Lele


Pakan alami lele adalah binatang-binatang renik yang hidup di lumpur dasar maupun di dalam air, antara lain cacing, jentik-jentik nyamuk, larva serangga, anak-anak siput, kutu air (zooplankton). Selain itu, lele juga dapat memakan kotoran atau bahan apa saja yang ada di air. Lele juga dapat bersifat buas bahkan kanibal, yaitu memakan sesama ikan yang ukurannya lebih kecilbahkan juga mau memakan anaknya sendirikalauterpaksa karena kekurangan pakan. Oleh karena itu, benih lele harus dipelihara terpisah dari lele yang ukurannya lebih besar.

Lele juga memakan berbagai bahan makanan berupa limbah per- tanian, limbah rumah tangga, maupun limbah industri bahan makanan, seperti sisa nasi, sisa lauk-pauk, limbah kotoran binatang ternak yang disembelih, ampas kelapa, atau ampas tahu. Di kampung, para petani memanfaatkan kotoran dari kandang terna( terutama kotoran ayam, sebagai pakan lele. Kotoran ternak itu lebih dahulu dibiarkan di tempat teduh agar di dalamnya ditumbuhi belatung atau ulat dari berbagai macam serangga lalu dionggokkan di beberapa tempat di dasar kolam lele sebagai pakan. Lele akan tumbuh pesat dengan diberi kotoran tersebut. Pakan buatan pabrik dalam bentuk pelet sebenarnya sangat digemari lele.

Namun, harga pelet relatif mahal sehingga penggunaannya harus diperhitungkan agar tidak rugi mengingat harga jual lele relatif murah. Walaupun lele dapat memakan segala macam makanan,tetapi karena pada dasarnya bersifat karnivora (pemakan daging) maka pertumbuhannya akan lebih pesat bila diberi pakan yang mengandung protein hewani daripada bila diberi pakan dari bahan nabati. Benih lele yang baru mulai dapat makan sebaiknya diberi pakan alami berupa "kutu air'i yaitu zooplankton (Daphnia, Moina). Kutu air ini dapat diperoleh dari para menjual pakan ikan. Kutu air banyak ditangkap dengan saringan halus (plankton net) dari perairan rawa atau danau yang banyak terdapat di daerah pinggiran kota. Kutu air dijual dalam keadaan hidup, dikemas kantung plastik. 

Kutu air itu juga dapat diproduksi dengan cara membudidayakannya di dalam kolam, bak, atau wadah lainnya. Bibit kutu air dimasukkan ke dalam bak berisi air tawar yang sebelumnya diberi pupuk kotoran ayam atau pupuk kandang ternak yang lain. Kutu air itu dapat berkembang biak di situ. Cacing juga dapat diberikan sebagai pakan lele. Cacing yang diberikan kepada lele ukuran benih yaitu cacing rambut (cacing sutera atau tubifex) yang dapat diperoleh di selokan-selokan atau dijual di toko ikan hias. Sementara pada masa pembesaran (ukuran lebih dari 20 g), lele diberi cacing tanah atau cacing kebun dan makanan tambahan berbentuk serbuk atau pelet yang telah ditumbuk.

Habitat dan Perilaku Ikan Lele

Habitat Ikan Lele

Habitat atau lingkungan hidup lele adalah air tawar. Meskipun air yang terbaik untuk memelihara lele ialah air sungai, air dari saluran irigasi, air tanah dari mata air, maupun air sumur, tetapi lele juga relatif tahan terhadap kondisiairyang menurut ukuran kehidupan ikan dinilaikurang baik. Sebagai contoh, lele dapat hidup subur di kolam penampungan air comberan maupun di sawah dengan air yang dangkalnya 5-10 cm saja, asalkan ada tempat-tempat untuk berlindung seperti kolong dari tumpukan batu-batu atau potongan pipa-pipa paralon.

Lele juga dapat hidup dengan padat penebaran tinggi maupun pada kolam yang kadar oksigennya rendah karena lele mempunyai alat pernapasan tambahan yang disebut labirin yang memungkinkan lele mengambil oksigen langsung dari udara untuk pernapasannya. Lele dapat dipelihara di berbagai jenis kolam dengan kualitas air yang tidak terlalu baik. Air comberan masih dapat dimanfaatkan untuk memelihara lele, asalkan tidak mengandung air sabun, deterjen, dan bahan- bahan berbahaya seperti sisa obat semprot serangga, karbol, atau kreolin. Apalagi limbah dari pabrik yang mengandung bahan kimia berbahaya seperti limbah pabrik tekstil tentu tidak mungkin digunakan untuk memelihara ikan termasuk lele. Air comberan yang boleh digunakan untuk memelihara lele hanya yang mengandung bahan-bahan organik seperti air cucian beras atau buangan sisa makanan dari dapur.

Perilaku Ikan Lele

Pada dasarnya lele disebut binatang nokturnal artinya bersifat aktif pada malam hari atau suasana gelap. Oleh karena itu, di siang hari lele lebih suka bersembunyi atau berlindung di balik benda-benda atau bebatuan di

dasar perairan. Berkaitan dengan sifat dan tingkah lakunya, memancing lele pada malam hari lebih berhasil daripada di siang hari karena lele aktif mencari makan pada waktu malam atau sesudah matahari terbenam. Cara menangkap lele pada siang hariadalah dengan meletakkan tabung-tabung dari bambu atau bahan lainnya di dasar kolam atau sawah kemudian lele digiring agar berkumpul di dalam tabung tersebut. Setelah penuh lele, tabung-tabung tersebut diangkat dan lele dipindahkan ke dalam wadah yang telah disediakan.